Kaloling sinjai timur Tanah Kelahiranku
cermin budaya generasiku
Oleh : Abd. Rauf TM Pasanre
MA
Untuk menghindari terjadinya
kehilangan jati diri budaya asli orang bugis khususnya orang bugis Kaloling
Sinjai, maka upaya antisifatif mutlak dilakukan, terutama pada terjadinya
pergantian generasi, yang sangat mungkin dapat mengaburkan nilai sakral leluhur
suku bugis khusunya suku bugis Kaloling Sinjai, maka perlu mengungkap dan meluruskan
seluruh fakta sejarah dari bebagai aspek kehidupan suku bugis
Kaloling Sinjai, mulai pertama tanah Kaloling Sinjai di huni manusia sampai ada
taraf perkembangannya seperti saat sekarang ini. Upaya realisasinya harus
dibuktikan dengan menelusuri atakah mencatat seluruh jejak sejarah kehidupan yang pernah terjadi
pada setiap daerah di Kaloling Sinjai. Penelusuran tentang sejarah kehidupan
manusia pada masa lampau itu tidaklah menyulitkan. Alasannya sangat jelas yakni
bahwa suku bugis khususnya suku bugis Sinjai, sejak dulu sudah dikenal memiliki
organisasai pemerintahan atau pemimpin (Raja ataukah Arung), seperti Arung Tondong,
Arung Kaloling, Arung Lamatti, dan
seterusnya.
Oleh karena itu, figur- figur pemimpin tersebut tidaklah seharusnya
berakhir dengan berakhirnya masa kepemimpinannya. Akan tetapi generasi berikutnya tidak ada jalan lain kecuali harus
mewarisi dan mengabadikannya. Generasi sekarang dapat menerimanya sebagai
bagian dari sejarah. Maka dari itu, kalau boleh diusul untuk dijadikan salah satu
pembelajaran muatan lokal yang harus diajarkan pada tingkatan sekolah dasar.
Sungguh tidak berlebihan kalau
dikatakan bahwa tidak sempurna kepedulian kita terhadap nasib generasi muda
khususnya generasi muda kaloling sinjai, kalau kita membiarkan kabur terhadap
nilai budayanya bahkan tercabut dari akar budaya aslinya tanpa kita mengarahkan
untuk mengenali lebih mendalam budaya dan sejarah kehidupan daerahnya.
Konsep sinjai bersat menurut
hemat penulis, sesungguhnya dalam realitas pengamalannya sudah tidak utuh lagi.
Penyebabnya karena banyak masyarakat khususnya masyarakat Kaloling sinjai yang tidak
memahami konsep itu dan tidak pernah mau tahu tentang adanya konsep tersebut. Maka
yang yang terjadi di lapangan adalah mereka hanya sibuk mengurus kehidupan dan
kepentingannya sendiri-sendiri.
Menyikapi kondisi generasi tua
dan generasi baru, munkin saja terjadi jurang pemisah begitu jauh, disebabkan
prinsip hidup orang bugis yang dahulunya disakralkan telah berubah menjadi
sesuatu yang dianggap tidak berguna lagi.
Generasi muda sekarang ini sudah tidak mengenal isi konsep perjanjian
Tofekkong, yang merupakan cikal bakal lahirnya konsep Sinjai bersatu.
Bahkan momentum perjanjian Tofekkong ini dianggap sebagai momentum kelahiran
tanah Sinjai sekarang. Kalaulah generasi sebagai penerus dan sekaligus pewaris generasi
lama, alu kabur atau tidak mengemahami sama sekali eksistensi perjanjian Tofekkong
tersebut. Maka hampir dapat dipastikan bahwa generasi itu orienrasinya menjadi
kabur dan biasnya berpengaruh terhadap
jati dirinya sebagai orang bugis. Fenomena itu dapat dilihat dengan seringnya
terjadi perselisihan,, kesalapahaman, dan sebagainya, yang penyebabnya hanya
masalah sepele saja.ahal ini membuktikan bahwa pemahaman menyeluruh tentang
eksistensi bugis sesungguhnya masih kurang dimaknai dalam hidup dan kehidupan
dalam bermasyarakat, khususnya di tanah Kaloling injai Timur Kabupaten Sinjai.
Pemilihan legislatif tanggal 9
April 2014 yang baru saja usai merupakan salah satu bukti dan contoh kecil
bahwa kita kurang memaknai kebersamaan dan persatuan diantara sesama orang
Kaloling sinjai. Banyak figur yang berkompeten yang kita miliki, maju sebagai
calon perwakilan orang Kaloling sinjai
tetapi tidak mendapat simpati dari orang Kaloling sinjai itu sendiri. Fakta-fakta lain masih
begitu banyak yang tidak disebutkan dalam catatan ini. Simpul sederhana bisa
dikatakan bahwa nilai persatuan orang Kaloling sinjai retak karena faktor
egoisme dan kepentingan sesaat yang bersifat individualisme.Disamping itu,
mereka pada lupa tentang adanya nilai-nilai luhur bugis yang patut diteladani
generasi sekarang ini.
Dalam konteks itu, maka fenomena
yang mewarnai kehidupan masyarakat Kaloling
sinjai dan benuansa negatife, sekaligus mencederai semangat persatuan suku
bugis Kaloling Sinjai. Hal itu dibuktikan
dengan adanya komplit antara warga atau antara kelompok satu dengan kelompok
lainnya. Peristiwa amuk massa, penganut aliran sesat di Desa Kaloling sebagai
contok kongrit retaknya ukhuwah bugis Kaloling Sinjai yang lahir dari motivasi
perjanjian to pekkong tersebut diatas.
Oleh karena iu, patutlah kiranya
kita semua bertanya pada diri kita
sendiri. Adakah sumbangsi ukhuwah yang pernah kita teteskan pada tanah
kelahiran kita?apakah para pendahulu kita salah mewariskan pendidikan dan
budaya pada generasinya? Apakah rantai politik kolonialisme masih belum
terputus pada pemikiran masyarakat kita saat ini? Apakah dirumah-rumah
masyarakat Kaloling sinjai, sudah tidak ada pemimpin keluarga yang mengajarkan
tata kramat bagi anak-anaknya (orang tua), apakah masyarakat Kaloling sinjai
sudah tergolong masyarakat bugis yang tercabut dari akar budaya aslinya? Dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita lontarkan terhadap
problem-problem yang terjadi di tanah
bugis Kaloling Sinjai.
…………………………… wassalam
bisa minta bahasa bugisnya Puang.
BalasHapushttp://semuaceritavipdomino.blogspot.com/2017/11/iphone-x-versi-murah-meluncur-tahun.html
BalasHapushttp://semuaceritavipdomino.blogspot.com/2017/11/ini-dua-nama-kandidat-ketum-golkar-bila.html
http://semuaceritavipdomino.blogspot.com/2017/11/saham-amazon-naik-kekayaan-jeff-bezos.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523