Rabu, 09 Juli 2014

Prinsip sukses masyarakat Kaloling Sinjai


           Tiga prinsip sukses masyarakat bugis Kaloling Sinjai
                                    Oleh  A Rauf Pasanre
       Pendahulu bugis pernah berkata (dalam bahasa bugis) : resopa natinulu namanre ri waranparang naletei pammase dewatae. Frasa tersebut bila ditelusuri setiap makna kata-katanya, maka paling tidak  terdapat tiga unsur penting  yang harus dipahami dan dipratikkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketiga unsur penting yang dimaksudkan itu, yakni : usaha dan kerja keras, rajin, dan professional.
a.       Usaha dan kerja keras
Sepanjang cerita kesuksesan dan keberhasilam umat manusia sejak dulu sampai sekarang ini belum pernah  ada yang mengisahkannya tentang kesuksesan dan keberhasilannya  itu dicapai hanya dengan berpangku tangan tanpa usaha dan kerja keras. Yang ada  justru sebaliknya. Berbagai kisah keberhasilan dan kesuksesan yang berpaketan langsung dengan suka dan duka serta jatuh bangunnya usaha yang mereka geluti. Oleh karena itu, ide, gagasan, strategi termasuk kreatifitas, janganlah dijadikan hal yang terabaikan dalam berusaha. Hal tersebut berfungsi sebagai nuansa spirit yang menghiasi setiap jenis dan jalan usaha.Dengan adanya ide, gagasan, dan kreatifitas tersebut, dapatlah menumbuhkan  suatu keyakinan bahwa hanya dengan semangat dan motivasi berusaha yang lebih banyak berpeluang menuai hasil maksimal.
Semangat dan motivasi berusaha adalah satu paket dengan aktifitas hidup. Betapa tidak, hidup itu adalah perjuangang, maka subtansinya dalam aktivitas kehidupan  yakni usaha dan kerja keras. Oleh karena itu, niat berusaha dan keinginan untuk berhasil, bagaikan dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu sama lain, yang musti dijadikan ruh penggerak pada setiap aktivitas yang kita lakukan. Hal ini oleh  Orang bugis Kaloling dengan konsep “reso” telah mempraktikkannya dalam hidup dan kehidupannya sejak dahulu kala.
Konsep reso atau usaha dan kerja keras, orang bugis Kaloling Sinjai dengan prinsipnya menandakan bahwa suku tersebut merupakan suku bugis yang sangat konsekwen dalam memegang  berbagai hal konsep hidup,  termasuk dalam urusan berusaha dan mencari nafkah. Prinsip, satu kata dengan perbuatan, hanya kata-katanyalah manusia itu dapat dipegang, dan lain sebagainya.Kesemuanya itu oleh orang bugis Kaloling Sinjai direalisasikannya dalam aktifitas  kehidupannya.
Perumpamaan lain dapat disimak pada cerita Pak Mali salah seorang tokoh masyarakat Kaloling Sinjai, bahwa semua barang kalau dikatakan tidak baik maka harus dibuang di tempat sampah. Barang apapun baik makanan atau pakaian kalau dikatakan tidak baik, maka langsung saja dibuang ditempat sampah. Untung saja tidak ada orang yang berani menyebut istrinya  itu tidak baik, mungkin juga dia membuangnya. Suatu ketika istri pak Mali pulang dari pasar membeli ikan dan memasaknya di dapur, dengan tidak sengaja istrinya  menyebut ikannya tidak baik. Maka spontan Pak Mali mengangkat panci ikan tersebut dan membuangnya di tempat sampah. Pak Mali memang dalam berusaha hanya berpedoman pada dua sasaran hasil yaitu baik dan buruk (tidak baik). Kalau hasilnya baik diambil, kalau hasilnya tidak baik maka dibuang, itulah prinsipnya.Bisa saja yang tidak baik ini tidak dibuang oleh pak Mali bilamana diperhalus kata-katanya dengan menyebutnya “kurang bangus”.
Orang bugis Kaloling Sinjai dalam berusaha tidak sepenuhnya mengadopsi prinsip Pak Mali, melainkan hanya sebagian saja, yakni hanya yang berkaitan dengan sikap dan keteguhan dalam pendirian.
Orang bugis Kaloling Sinjai, kebanyakan menganut teori yang mengajakan, bahwa dimana ada kemauan maka disitu ada jalan. Oleh karena itu mereka pahami benar tentang parameter keberhasilan tidak ditentukan dibumi mana kita berpijak. Artinya sekalipun berada pada wilayah tanah air yang memiliki sumber daya alam yang melimpah atau kaya tanpa ada usaha  dan kerja keras hasilnya tetap keterbelakangan.
Untuk itu, tidak ada salahnya kalau kita mengingat dan sekaligus mengamalkan warisan berupa kata-kata bijak orangtua kita dulu. Yakni reso atau usaha dan kerja keras menurutnya adalah jembatan hidayah.

1 komentar:


  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin sukses, ternyata ada loh miliarder dunia yang bisa mempertahankannya hingga usia 90 tahun lebih. Namanya Jim Pattison. Kira-kira apa ya rahasia sukses dirinya? Kalo temen-temen penasaran bisa cek di sini: Berusia 90 tahun lebih, ini tips sukses dari Jimmy Pattison

    BalasHapus