EKSISTENSI
TAJWID TERHADAP KETERBACAAN ALQURAN
Oleh :
A Rauf pasanre
Untuk memahami
al-Qur’an dari segi komposisi (huruf,kata,kalimat) maka tata cara pengucapan
(tajwid) mutlak dipelajari oleh umat Islam. Dalam konteks ini, penguasaan
mahraj,sifat,hak-hak huruf,mad dan sebagainya menjadi syarat utama kesempurnaan
bacaan al-Qur’an. Selain itu, penguasaan unsure-unsur tajwid tersebut berkaitan
langsung dengan arti atau makna ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca oleh Qori dan Qoriah.
Dengan perkataan lain, kesempurnaan bacaan al-Qur’an yang dibaca oleh Qori dan
Qoriah bergantung pada tingkat penguasaannya terhadap unsur-unsur tajwid
tersebut.
Tajwid dan tilawah
al-Qur’an tergolong dua alat ilmu untuk melengkapi al-Qur’an, dimana keberadaan
keduanya terintegral. Tajwid berorientasi pada tata cara pengucapan ayat-ayat
al-Qur’an, sedangkan tilawah al-Qur’an berorientasi pada cara membaca tata ara
pengucapan ayat-ayat al-Qur’an. Namun demikian, kesempurnaan bacaan al-Qur’an
yang dibaca oleh qori dan qoriah harus berada ketepatan kedua tataran pembacaan
tersebut.
Selain itu, tajwid
dan tilawah al-Qur’an dapat dikatakan berkaitan erat dengan Pendidikan Agama
Islam (PAI). Alasannya, kesempurnaan pemahaman bacaan al-Qur’an sebagai
landasan Pendidikan Agama Islam harus didukung oleh tajwid dan tilawah
al-Qur’an.
-
Bidang studi al-Qur’an
dan Hadits pada dasarnya bukan saja membahas al-Qur’an dan Hadits melainkan
secara luas pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu bidang studi
al-Qur’an dan Hadits dapat dikatakan bidang studi yang paling banyak memberikan
konstribusi pada rumpun Pendidikan Agama Islam (PAI) dibandingkan dengan bidang
studi Pendidikan Agama Islam (PAI) lainnya, seperti : Fiqh,Aqidah Akhlak,
Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Tilawah
Komponen penting
dalam membaca al-Qur’an selain untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an lewat
pembacaan, juga untuk perenungan ayat-ayat al-Qur’an. Dalam hal ini pentingnya
keberadaan tilawah al-Qur’an sebagai sarana untuk membaca tata cara pengucapan
ayat-ayat al-Qur’an. Pembacaan (tilawah) yang sempurna memiliki daya tarik (nilai
seni) luar biasa. Dengan demikian membawa pendengar pada situasi perenungan
mendalam terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang sementara didengarnya.
1. al-Qur’an pada
intinya berisi tiga induk ilmu. Ketiga induk dan dalam al-Qur’an yaitu : Tauhid, Tadzkir (peringatan), dan
hokum. Dengan demikian, maka al-Qur’an menjadi pedoman hidup bagi orang mukmin.
2. perkataan
al-Qur’an berbeda dengan perkataan lain, bahkan dengan kitab-kitab yang turun
sebelumnya. Ucapan-ucapan al-Qur’an mempunyai makna dan pengaruh yang luar
biasa orang mukmin, karena ia sebagai system dan mukjizat yang menjadi
petunjuk,penawar,dan rahmat bagi manusia.
3. kata al-Qur’an
termasuk sebuah komponen bunyi bahasa dalam bentuk teks atau kata (tulisan)
yang mengandung makna. Kata (tulisan) tersebut dilafadzkan (diucapkan) sebagai
bacaan. Bahkan salah satu pengertian al-Qur’an itu sendiri yakni bacaan.
Salah satu bukti
keberkatan al-Qur’an yang tak terhingga yaitu mampu mempersatukan umat.
Kesederhanaan al-Qur’an pada aspek tata cara pembacaannya, dapat menghilangkan
perbedaan-perbedaan yang bakal terjadi diantara bangsa-bangsa yang hidup
berdampingan. Begitu pula, pengaruh pengaruh al-Qur’an tidak terbatas pada
aspek yang bersifat lahiriah, melainkan sampai pada aspek yang bersifat bathiniah.
Menurut penulis,
Al-Qur’an dalam
konteks ini dapat menjadi symbol persatuan dan menyelamatkan umat, siapapun
yang ingin masuk islam dengan salawat dua dan akhirat pasti belajar al-Qur’an
Penulis, al-Qur’an
tidak mungkin dapat dipahami secara jelas, jika hanya berpedoman pada
terjemahannya saja. Mengingat al-Qur’an itu komponennya huruf,kata dan kalimat.
Dimana dalam komponen-komponen tersebut mempunyai tata aturan. Yang berkaitan
dengan arti atau makna bacaan. Ketika tata aturan tidak terpenuhi dengan
sendirinya makna bacaan menjadi kurang jelas. Oleh karena itu sangat dibutuhkan
ilmu penyaring, diantaranya tajwid, tilawah al-Qur’an, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar